Drama China Legend of Zang Hai menjadi salah satu serial paling ditunggu di tahun 2025. Bahkan, sebelum resmi tayang pada 18 Mei 2025, drama ini dikabarkan sudah balik modal karena banyak platform streaming yang berebut hak siarnya, seperti Youku, iQIYI, WeTV, Viu, hingga Disney+ untuk pasar internasional. Saya sendiri menontonnya di Viu, dan langsung terpikat dengan cerita yang penuh intrik dan visual yang memanjakan mata. Drama ini bukan cuma soal hype, tapi memang punya kualitas yang bikin penonton Indonesia, khususnya Gen Z, susah move on!
Tentang Legend of Zang Hai
Legend of Zang Hai adalah drama kolosal bertema balas dendam, misteri, dan petualangan dengan latar dunia fantasi. Ceritanya berpusat pada Zang Hai (diperankan oleh Xiao Zhan), yang awalnya bernama Zhi Nu, seorang putra pejabat astronomi kerajaan yang keluarganya dibantai saat ia masih kecil. Sepuluh tahun kemudian, ia kembali ke ibu kota dengan identitas baru sebagai penasihat, bertekad membalas dendam dan mengungkap kebenaran di balik tragedi keluarganya. Drama ini disutradarai oleh Zheng Xiaolong dan Cao Yiwen, dengan produksi dari Youku, Quantum Entertainment, dan Chunyu Film and Television.
Baca juga:
Pemain Utama:
- Xiao Zhan sebagai Zang Hai/Zhinu
- Zhang Jingyi sebagai Xiang Antu
- Zhou Qi sebagai Zhuang Zixing
- Huang Jue sebagai Zhuang Luyin/Adipati Pingjin
Yang bikin makin seru, ada penampilan istimewa dari Wallace Chung, yang kita kenal sebagai pahlawan legendaris Qiao Feng di Demi God Semi Devil 2013. Nggak cuma itu, ada juga Michelle Chen, yang ikonik sebagai Bibi Lung di The Romance of Condor Heroes 2014. Kehadiran mereka jelas menambah bobot dan daya tarik Zang Hai!
 |
Wallace Chung berperan sebagai ayah Zhinu/Zang Hai |
 |
Michelle Chen menjadi ibu Zhinu/Zang Hai |
Kru produksi Legend of Zang Hai juga tak main-main, dengan Zheng Xiaolong, sutradara ternama di balik drama epik Tiongkok seperti The Legend of Zhen Huan (2011) dan Red Sorghum (2014), memimpin proyek ini. Sinematografi megah dan desain kostum autentik menjadi daya tarik utama, diperkuat oleh komposisi musik yang dramatis karya komposer kenamaan Dong Yingda, yang juga dikenal lewat The Legend of Mi Yue (2015).
Review: Balas Dendam dengan Sentuhan Gen Z
Kalau kita flashback ke era Shaw Brothers, drama dan film Tiongkok sering kali penuh dengan kekerasan dan tekanan hidup yang bikin penonton ikut stres. Namun, seiring waktu, pendekatan ini mulai bergeser. Contohnya, karya Chiung Yao seperti Yan Yu Meng Meng diadaptasi menjadi Kabut Cinta dengan menambahkan aura positif yang lebih ringan dan emosional. Legend of Zang Hai pun hadir dengan pendekatan serupa, menggabungkan tema berat seperti balas dendam dengan elemen yang lebih ramah untuk penonton Gen Z, yang katanya lebih suka cerita ringan tanpa perlu mikir terlalu keras.
Menurut saya, Legend of Zang Hai cukup berhasil menghadirkan tema balas dendam, misteri, dan penyelidikan dengan eksekusi yang apik. Sinematografinya memukau, dengan pencahayaan dan tata artistik yang memperkuat nuansa misterius. Musiknya juga pas, mampu membangun emosi di setiap adegan. Detail kecil, seperti kotornya kuku Wallace Chung sebagai Kuai Duo, ditampilkan dengan natural, menambah kedalaman karakter. Kostum yang autentik dan desain produksi yang detail membuat drama ini terasa hidup.
 |
Xiao Zhan tampil memukau |
Xiao Zhan tampil prima sebagai Zang Hai, membawakan ekspresi penuh emosi dari seorang pemuda pendendam yang berjuang mencari keadilan. Chemistry-nya dengan Zhang Jing Yi sebagai Xiang An Tu juga patut diacungi jempol, terutama dalam momen-momen romansa tipis-tipis yang jadi bumbu manis untuk penonton Gen Z yang doyan happy ending. Plot twist dalam cerita, meski beberapa sudah bisa ditebak, tetap dieksekusi dengan baik sehingga masih menarik untuk diikuti. Romansa yang diselipkan pun tidak berlebihan, pas untuk menyeimbangkan tema berat balas dendam.
Mirip Nirvana in Fire?
Banyak yang bilang Legend of Zang Hai mirip Nirvana in Fire karena elemen “ganti wajah,” “balas dendam,” dan “membantu anak underdog jadi pahlawan.” Tapi, kenapa dipaksain mirip cuma karena “ganti wajah”? Kalau hanya karena itu, bukankah Zang Hai juga mirip Jun Jiuling (2021) dan In Blossom (2024)? Mari kita bedah plotnya untuk memperjelas.
 |
dari kostum dan profesi, Zang Hai sangat berbeda dengan Mei Changsu |
Di Nirvana in Fire (2015), Mei Changsu (Hu Ge), seorang ahli strategi perang, kembali dengan identitas baru setelah selamat dari pembantaian klan Chiyan. Ia bekerja di balik layar, memanipulasi politik istana dengan kecerdasan taktis untuk membersihkan nama keluarganya dan mengembalikan keadilan. Ceritanya berfokus pada intrik politik yang kompleks, dengan alur lambat, penuh emosi tragis, dan minim romansa. Mei Changsu digambarkan sebagai sosok lelet, sakit-sakitan, dan mengorbankan diri demi tujuan besar, dengan bantuan sekutu seperti Jenderal Meng Zhi.
Baca juga:
Sebaliknya, Legend of Zang Hai menghadirkan Zang Hai (Xiao Zhan), seorang ahli astronomi yang menggunakan keahlian analitis dan pengamatannya untuk menyelidiki misteri kematian keluarganya. Setelah keluarganya dibantai, ia kembali dengan identitas baru sebagai penasihat, dengan pendekatan langsung yang melibatkan petualangan dan penyelidikan lapangan, bukan intrik politik. Elemen “ganti wajah” di Zang Hai adalah alat naratif untuk menyusup ke lingkungan musuh, sedangkan di Nirvana in Fire, ini bagian dari transformasi fisik dan psikologis Mei Changsu. Tema balas dendam di Zang Hai lebih dinamis, dengan campuran misteri, aksi, dan romansa tipis-tipis bersama Xiang An Tu yang menambah warna emosional. Soal “membantu anak underdog jadi pahlawan,” trope ini juga banyak di drama lain dengan eksekusi kisah beraneka ragam.
Baca juga:
Kalau cuma karena “ganti wajah,” Jun Jiuling dan In Blossom juga punya kesamaan dengan Zang Hai. Di Jun Jiuling, Chu Jiuling (Peng Xiaoran), seorang putri bangsawan, kembali dengan identitas baru sebagai dokter untuk membalas dendam atas kematian keluarganya, menggunakan kecerdasan dan keterampilan medisnya. Di In Blossom, Yang Caiwei (Li Jiaxin) berganti wajah dan identitas setelah “kematiannya” untuk mengungkap konspirasi dan membalas dendam, dibantu Pan Yue (Liu Xueyi).
Meski tokoh utamanya cewek, elemen “ganti wajah” di kedua drama ini mirip dengan Zang Hai. Jadi, kenapa harus dipaksain mirip Nirvana in Fire? Zang Hai punya tone warna cerah, gaya busana modern, dan fokus pada petualangan serta misteri yang lebih cocok untuk selera Gen Z, sangat berbeda dari nuansa tragis dan politis Nirvana in Fire. Elemen “ganti wajah,” “balas dendam,” dan “membantu anak underdog jadi pahlawan” adalah trope umum di banyak drama, jadi perbandingan ini terasa agak dipaksakan.
Kesimpulan: Layak Jadi Drama Terbaik 2025
 |
Romance tipis dan happy ending, kesukaan Gen Z |
Legend of Zang Hai memang pantas mendapat tempat istimewa di hati penonton tahun ini. Drama ini sukses menghadirkan kisah balas dendam yang emosional dengan sentuhan modern yang memikat. Xiao Zhan, yang kariernya sempat melesat lewat The Untamed (2019) namun terhambat skandal dan kritik atas Douluo Continent, membuktikan kualitas aktingnya di sini. Penampilan istimewa Wallace Chung, yang dikenal sebagai pahlawan legendaris Qiao Feng di Demi Gods and Semi Devils (2013), dan Michelle Chen, yang memikat sebagai Bibi Lung di The Romance of Condor Heroes (2014), juga menambah bobot drama ini.
Baca juga:
Dengan sinematografi memukau, akting mumpuni, dan cerita yang seimbang antara intrik dan romansa, Legend of Zang Hai adalah tontonan wajib bagi penggemar drama China, terutama untuk audiens Indonesia yang suka kisah epik dengan sentuhan emosional. Rating 8.6 di IMDb adalah bukti kualitasnya, dan drama ini layak jadi salah satu yang terbaik di 2025. Yuk, tonton sekarang di Viu dan rasakan sendir petualangan Zang Hai
Tidak ada komentar:
Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Mohon tidak mengcopas isi artikel tanpa izin. Jika berkenan, silakan tinggalkan komentar dengan sopan. Diharapkan untuk tidak mengirimkan link hidup dalam komentar. Terima kasih atas perhatiannya :)