Suatu malam, seorang perempuan termenung di depan pintu.
Suami dan anak-anaknya tertidur pulas. Dia menghubungi orang-orang yang
terlintas di kepala. Orang tua, kerabat, teman, hingga mereka yang ‘berjanji’
siap menjadi tempat curhat. Tapi nihil. Tiada satu pun dari mereka ada. Tentu
karena ini sudah lewat jam sepuluh malam. Sudah saatnya tidur, bukan?
Tapi perempuan itu tak bisa tidur!
Bagaimana pikirannya bisa tenang, saat suaminya baru
membicarakan perceraian?