Rabu, 04 Oktober 2017

Cerita Kue Bulan (Cerpen)

Kapankah datangnya bulan purnama?
Membawa arak lalu bertanya pada hari ini
Tak tahu di atas itu istana surgawi, atau malam ini di tahun apa.
Kuingin pulang dengan menaiki angin,
Tapi takut akan bangunan kristal dan atap giok.
Terlalu tinggi dan dingin,
Menari di bawah sinar rembulan.
Dan semua ini tidak tampak seperti dunia manusia...
Dan Yuan Ren Chang Jiu - Teresa Teng

Kamis, 31 Agustus 2017

Jumat, 18 Agustus 2017

MERDEKA ATAU MATI : Sudahkah Kamu Merdeka?

Dua tahunan ini agaknya perayaan 17 Agustusan semakin semarak. Upacara-upacara bendera yang biasanya penuh dengan ketegangan, kini menghadirkan musik dan tari. Semangat kemerdekaan tampak dari setiap lomba yang diunggah di media sosial. Mengesankan kalau perayaan kemerdekaan NKRI ini telah membawa kegembiraan dan semangat baru.

Kemarin, saya melihat foto Pak Jokowi menundukkan kepala saat upacara bendera. Saya bersyukur, caption fotonya begitu positif. Memiliki presiden yang begitu rendah hati itu sebuah karunia, bukan? Kerendahan hatilah yang membuat kita sadar, kalau tanggung jawab jadi presiden itu sangat berat.

Namun tentu saja, yang namanya kubu nyinyir pasti ada. Ibaratnya makan nasi belum lengkap tanpa adanya sambal. Di media sosial, keriuhan pesta perayaan kemerdekaan berlangsung dengan saling melempar komentar sinis. Tiada hari tanpa mengeluh,mungkin itu prinsip mereka. Karena itu, momen 17-an pun dijadikan ajang pelampiasan emosi.

Senin, 24 Juli 2017

Selamatkan Mereka! Jadilah Penolong, Bukan Pembunuh!

Suatu malam, seorang perempuan termenung di depan pintu. Suami dan anak-anaknya tertidur pulas. Dia menghubungi orang-orang yang terlintas di kepala. Orang tua, kerabat, teman, hingga mereka yang ‘berjanji’ siap menjadi tempat curhat. Tapi nihil. Tiada satu pun dari mereka ada. Tentu karena ini sudah lewat jam sepuluh malam. Sudah saatnya tidur, bukan?

Tapi perempuan itu tak bisa tidur!

Bagaimana pikirannya bisa tenang, saat suaminya baru membicarakan perceraian?

Jumat, 21 Juli 2017

Kerja Apa? Saya Dagang Sate… eh, Penulis xD

Hingga kini, saya masih bingung kalau ditanya, “Kerja apa?” Pasalnya, di kolom KTP  nggak ada tercantum profesi ini *dipertegas* :3 Di kehidupan nyata, profesi ini sama sekali nggak keren. Bahkan tetanggamu nggak akan peduli bukumu mejeng di Gramedia. Keluargamu jengkel karena pemikiranmu tidak seperti pemikiran umum. Ini perempuan bukannya mikirin dapur, suami, sama anak-anak, malah mikirin Tuhan, politik, bullying, diskriminasi perempuan, masalah-masalah sosial, sama global warming. Tuh, kurang nyeleneh apa coba? Kan nggak lucu, suami nanya berapa habisin duit di pasar, istrinya jawab harga bawang lagi naik gara-gara pemerintah naikin harga BBM, hihihi :3 (pengalaman saya, lho…)

Selasa, 04 Juli 2017

Talk Show Mission Heart: Everyone Can Be A Hero

Saya percaya, setiap orang diajarkan nilai-nilai kebaikan sedari kecil. Ada ajaran untuk menolong sesama di semua agama.  Dan bukannya tidak mungkin, setiap orang pernah berkhayal menjadi seorang super hero semasa kecilnya. Seseorang yang bisa menolong orang lain, atau bahkan mengubah dunia. Bahkan saat sedikit demi sedikit nilai-nilai itu luntur oleh tantangan dunia yang kejam, orang-orang pastilah merindukan kedamaian saat berhasil melakukan kebaikan.

Sejumlah acara televisi dengan gagah berani menayangkan profil orang baik. Mereka adalah para dokter, pengajar, sukarelawan, dan orang-orang dermawan yang rela meluangkan waktu bahkan menyisihkan kekayaan mereka untuk menolong orang lain. Semua tokoh bicara tentang keberhasilan mereka menyebarkan kebaikan. Dan ini mengetuk nurani kita.

Jumat, 05 Mei 2017

SATUPENA: Harapan Baru Bagi Penulis Indonesia

“Pena adalah alat yang tak pernah lekang.”
Dewi “Dee” Lestari

Perlu keberanian yang besar untuk bertekun dalam kepenulisan. Sebuah profesi yang sunyi, tanpa jaminan kesejahteraan, belum persaingan gila-gilaan, dan minim penghargaan. Karena ini pula, saya sendiri beberapa kali maju mundur. Maunya ganti profesi jadi dagang sate aja, tapi sayang… kehidupan tanpa menulis itu hambar. Ibaratnya kehilangan pacar. Jiwa nelangsa. Hati hampa tanpa impian. Eaaa…

Selasa, 14 Februari 2017

Gawat! Dunia Krisis Cinta!

SAY NO TO VALENTINE

Sebagian besar masyarakat (kalau tidak boleh dibilang sebagai kaum mayoritas), mengharamkan betul satu hari bernama Valentine ini.

Konon, tradisi ini adalah tradisi yang mengajarkan hal-hal buruk. Sebutlah mental konsumerisme akibat beli bunga, coklat, belum hadiah-hadiah lain yang dinilai menghamburkan uang saja, hingga aktivitas mesum yang kemudian menjadi sasaran gerebek di malam kemarin.

Sebenarnya apa yang dirayakan di hari ini?
Katanya, sih... cinta.

Senin, 06 Februari 2017

Hati-hati dengan Kata-kata, Kau Bisa Membunuh Seseorang!

Namanya Yantiari (bukan nama sebenarnya). Bocah Batita ini tinggal bersama nenek, kakek, serta tantenya. Tentu kehadirannya membuat suasana rumah itu menjadi ramai. Karena kehadiran Yanti juga menjadi hiburan bagi keluarga.

"Yanti TAHIIII!" demikianlah kerap sang nenek menggoda Yanti. Guyon. Memelesetkan nama Yantiari menjadi Yanti Tahi. Si Bocah menangis. Nenek tertawa puas. Dengan memberi kata hiburan, "Keto gen ngeling... (gitu aja, kok nangis)"

Protected by Copyscape
Protected by Copyscape