“Cowok tuh harusnya main GTA![1] Bukannya main
masak-masakan! Cih! Banci!” ledek
mereka, “Cowok kok cemen!”
Membuka restoran adalah cita-cita Yuda sejak
kecil. Dia suka main masak-masakan. Dia juga lebih suka belajar memotong bawang
daripada menghafalkan perkalian. Sayang, baik orang tua, saudara-saudaranya,
maupun guru-gurunya di sekolah tidak pernah ada yang mendukung Yuda. Bahkan
teman-temannya sering meledek Yuda dengan sebutan setengah laki. Apalagi, waktu Yuda ketahuan main kafe-kafean di
ponselnya.