Putu Felisia : Blog Inspiratif untuk Kehidupan Sehari-hari

Rabu, 21 Mei 2025

Blossom (Meng Ziyi & Li Yunrui) dan A Dream of Red Mansions: Menguak Pesona Kisah Abadi

Ini benernya agak telat sih karena drama Blossom alias 九重紫 udah tayang di tahun 2024 lalu. Termasuk drama booming banget dan langsung mengangkat nama aktor ganteng Li Yunrui, drama china ini ternyata ada kemiripan dengan kisah sastra klasik Tiongkok “A Dream of Red Mansion”. Saya jadi berpikir, apakah drama Blossom ini memang terinspirasi dari kisah legendaris Impian Bilik Merah itu?


blossom vs a dream of red mansion



Sekilas Tentang A Dream of Red Mansion

Dream of the Red Mansion (紅樓夢 / Hónglóu mèng), karya Cao Xueqin, merupakan salah satu dari Empat Karya Klasik Besar Tiongkok dan dianggap sebagai puncak pencapaian sastra Tiongkok klasik. Ditulis pada abad ke-18 pada masa Dinasti Qing, novel ini menggambarkan secara rinci kehidupan aristokrasi Tiongkok melalui kisah keluarga Jia yang mengalami kemunduran sosial dan ekonomi. Dengan lebih dari 400 tokoh, narasi kompleks, serta perpaduan unsur realisme, romantisme, dan simbolisme, novel ini mengeksplorasi tema cinta, nasib, kekuasaan, dan kehancuran keluarga besar. Karya ini dianggap monumental karena tidak hanya menampilkan gambaran sosial dan budaya Tiongkok klasik, tetapi juga memperlihatkan kedalaman psikologis tokohnya secara luar biasa, menjadikannya fondasi penting dalam studi sastra Tiongkok dan karya yang abadi dalam tradisi kesusastraan dunia.


a dream of red mansion



Saya sendiri tidak pernah membaca buku-bukunya secara lengkap (pernah diterbitkan Gramedia Pustaka Utama). Selain bukunya tebal seperti bantal, harganya juga menguras kantong. Untungnya, Seraphina Lum sempat membuat versi visual novel (komik) dan buku inilah yang saya miliki di rumah.

Membaca A Dream of Red Mansion ini memang mendatangkan kegelisahan yang dalam. Maklum saja, di dalam novelnya karakter manusia benar-benar digambarkan dengan tanpa perasaan. Banyak karakter benar-benar tidak berdaya, termasuk tokoh utamanya sendiri, Jia Baoyu. Para pencinta sastra klasik pasti masih mengenang bagaimana pengantin Baoyu ditukar dan bagaimana saat ia menikah, kekasih hatinya malah meninggal dunia dengan tragis.

*tidak disarankan untuk yang alergi ubi


Sinopsis Drama China Blossom

Cerita berpusat pada Dou Zhao (Meng Ziyi), seorang wanita yang mengalami kepahitan dalam hidupnya. Setelah mati-matian berjuang demi suaminya, Wei Tingyu, dia malah dikhianati hingga kehilangan nyawa. Namun, takdir memberinya kesempatan kedua. Secara tak terduga, Dou Zhao terlahir kembali sebagai dirinya yang lebih muda, lengkap dengan ingatan dari kehidupan sebelumnya.


blossom dou zhao




Berbekal ingatan dan sebuah buku misterius yang berisi ramalan, Dou Zhao bertekad untuk menulis ulang takdirnya dan melindungi warisan keluarganya. Ia menghadapi ibu tirinya yang licik dan rumor jahat yang mencoba menghancurkannya. Untuk menghindari intrik keluarga dan melindungi diri, Dou Zhao memilih untuk tinggal di sebuah desa terpencil dan fokus pada pendidikan agar menjadi mandiri.


Blossom Song Mo
Song Mo di kehidupan lampau



Di desa tersebut, ia bertemu dengan Song Mo (Li Yunrui). Di kehidupan lampau, Song Mo adalah jenderal ganas namun baik hati yang mati bersama Dou Zhao. Song Mo sendiri sedang menyelidiki misteri di balik kejatuhan keluarganya. Setelah awalnya sempat saling curiga, Song Mo mulai belajar percaya pada Dou Zhao. Hubungan mereka perlahan berkembang dan mereka pun bekerja sama untuk mengungkap rahasia, mengatasi kekacauan politik, dan pada akhirnya, menemukan kebahagiaan dan membangun kehidupan yang benar-benar milik mereka.


Kemiripan Blossom dengan A Dream of Red Mansion

Meskipun "Blossom" (2024) dan novel klasik "A Dream of Red Mansions" (juga dikenal sebagai "Dream of the Red Chamber") adalah karya fiksi yang berbeda, saya menemukan ada beberapa kemiripan di antara kedua karya ini. Tentu saja, ini adalah pendapat saya pribadi dan mungkin beda dari pendapat orang lain.

Berikut beberapa kemiripan yang bisa saya temukan dalam drama Blossom:

1. Kejatuhan dan Kebangkitan Keluarga Aristokratis


2. Peran Wanita dalam Masyarakat Feodal

  • A Dream of Red Mansions: Novel ini terkenal karena penggambaran yang kaya dan kompleks tentang kehidupan wanita di masyarakat feodal China. Karakter-karakter wanita seperti Lin Daiyu, Xue Baochai, dan Wang Xifeng adalah pusat narasi, menunjukkan kecerdasan, penderitaan, dan batasan yang mereka hadapi. Ada tema kuat tentang nasib wanita yang seringkali ditentukan oleh perkawinan dan hierarki keluarga.
  • Blossom: Dou Zhao merupakan tokoh utama yang memiliki kebebasan lebih dan berdaya. Ada banyak nilai modern yang masuk dalam karakter Dou Zhao. Dan saya lihat memang inovasi wanita berdaya ini juga ada di drama lain seperti New Life Begins. Meski demikian tokoh-tokoh wanita lain masih bergumul dalam feodalisme yang mengekang. Sebut saja Dou Ming yang meski berkali-kali diberi kesempatan, tetap bertahan dalam konsep patriarki dan kehormatan keluarga hingga akhir hayatnya (meninggoynya di depan suami yang lagi sama gayung lope pink, apa nggak tragis?).


3. Takdir, Reinkarnasi, dan Ramalan

  • A Dream of Red Mansions: Novel ini sangat kental dengan unsur-unsur Buddhis dan Taois, termasuk konsep takdir, karma, dan reinkarnasi. Kisah ini dimulai dengan narasi bingkai tentang Batu Ajaib dan Bunga Mutiara Merah yang bereinkarnasi sebagai Jia Baoyu dan Lin Daiyu, menandakan bahwa takdir mereka sudah ditentukan sejak awal. Mimpi dan ramalan seringkali menjadi pertanda peristiwa masa depan. Ada sosok pertapa yang muncul di awal dan akhir. Tapi tentu, meski konsepnya Taoisme dan Buddhisme, ini bukan konsep xianxia seperti Legend of Shen Li, ya ....
  • Blossom: Aspek reinkarnasi atau "terlahir kembali" adalah inti dari alur cerita "Blossom". Dou Zhao memiliki ingatan dari kehidupan sebelumnya dan menggunakan sebuah buku misterius berisi ramalan untuk mengubah nasibnya. Ini secara langsung berurusan dengan konsep takdir dan kehendak bebas, di mana karakter berusaha untuk mengubah apa yang seharusnya terjadi. Ada sosok pertapa juga di sini, yang di akhir menjadi konklusi/epilog bagi Yuan Tong/Ji Yong.


4. Romansa dan Hubungan yang Kompleks

  • A Dream of Red Mansions: Cerita ini terkenal dengan cinta segitiga tragis antara Jia Baoyu, Lin Daiyu, dan Xue Baochai, serta berbagai hubungan romantis dan persahabatan yang rumit di dalam kompleks keluarga Jia. Romansa di sini seringkali terikat pada takdir dan berakhir dengan kesedihan.
  • Blossom: Meskipun "Blossom" menampilkan romansa yang lebih cenderung ke arah hubungan yang saling mendukung dan menyembuhkan antara Dou Zhao dan Song Mo, ada unsur kompleksitas dalam bagaimana hubungan mereka terbentuk melalui aliansi strategis dan pemecahan misteri. Ada pula humor yang hadir untuk mengatasi kesuraman seperti saat Song Mo akan melamar Dou Zhao. Lagi-lagi, ada juga pasangan yang bertahan dalam tragedi. Ya, siapa lagi kalau bukan Dou Ming dan suaminya Wei Tingyu—diperankan oleh Li Xinze yang kayaknya akhir-akhir ini hobi banget jadi ubi, heran ... baru juga mengubi di Brocade Odyssey!


5. Intrik dan Konspirasi

  • A Dream of Red Mansions: Novel ini dipenuhi dengan intrik keluarga, perebutan kekuasaan, dan rahasia tersembunyi di antara anggota keluarga dan pelayan. Politik internal keluarga mencerminkan kondisi sosial dan politik masyarakat yang lebih luas.
  • Blossom: Dou Zhao harus menghadapi intrik ibu tiri dan rumor jahat yang mengancam dirinya. Selain itu, ada elemen misteri dan konspirasi politik yang melibatkan Song Mo, yang menambah lapisan intrik dalam cerita.


Perbedaan Blossom dengan A Dream of Red Mansion

Meskipun ada kemiripan tematik, perbedaan mendasar dari keduanya:

  • A Dream of Red Mansions cenderung lebih melankolis dan fatalistik, dengan fokus pada keindahan yang fana dan kehancuran yang tak terhindarkan. Novel ini juga merupakan komentar sosial yang mendalam tentang masyarakat feodal dan filosofi Buddhis/Taois.
  • Blossom, dengan elemen reinkarnasinya, cenderung memiliki nada yang lebih memberdayakan dan optimis. Meskipun Dou Zhao menghadapi kesulitan, kisahnya adalah tentang pengambilan kendali atas nasibnya dan membangun kehidupan yang lebih baik, bukan hanya menerima takdir. Ini lebih menekankan pada agensi individu dan kemampuan untuk mengubah masa depan.


Kemiripan Yuan Tong/Ji Yong dengan Jia Baoyu 

Hal menarik lain yang saya temukan dalam drama ini adalah kehadiran karakter Yuan Tong/Ji Yong yang langsung mengingatkan saya akan elemen spiritual dalam novel A Dream of Red Mansion. Berikut perbandingan tokoh ini dengan Jia Baoyu.

1. Perenungan tentang Kehidupan Fana:

  • Jia Baoyu: Sepanjang "A Dream of Red Mansions," Baoyu seringkali menunjukkan kepedihan mendalam dan perenungan filosofis tentang kefanaan dan transiensi segala sesuatu. Ia merasakan kesedihan yang mendalam atas keindahan yang memudar, kehidupan yang berlalu, dan kehancuran yang tak terhindarkan. Puncaknya, ia meninggalkan dunia fana dan menjadi bhiksu, menandakan penolakannya terhadap kekayaan dan ikatan duniawi demi mencari pencerahan spiritual. Ini adalah bentuk pencarian makna di tengah kehampaan.

Blossom Li Xinze
Yuan Tong/Ji Yong saat menjadi bhiksu



  • Yuan Tong/Ji Yong: Yuan Tong/Ji Yong merupakan bhiksu yang terlahir kembali menjadi pejabat yang terlibat urusan duniawi, ini bisa jadi karena ia memahami betapa rapuhnya kekuasaan atau betapa pentingnya keadilan dari perspektif yang lebih luas (karena pengalaman masa lalu). Perubahan dari fokus pribadi menjadi tindakan yang memengaruhi sejarah menunjukkan kesadaran akan dampak yang lebih besar, namun tetap bisa didasari oleh perenungan tentang nilai sejati kehidupan di luar hal-hal yang bersifat materi atau jangka pendek. Pada akhirnya, Yuan Tong/Ji Yong juga memiliki pemahaman yang lebih luas tentang dunia ini.

2. Perubahan Takdir:

  • Jia Baoyu: Baoyu pada akhirnya menerima takdirnya untuk meninggalkan dunia fana dan menjadi bhiksu. Ini adalah bentuk takdir yang tak terhindarkan, meskipun juga merupakan pilihan spiritualnya.

blossom ji yong
Ji Yong di kehidupan kedua tidak memilih menjadi bhiksu



  • Yuan Tong/Ji Yong: Peran Yuan Tong/Ji Yong yang "menjadi pejabat yang mengubah sejarah" di kehidupan kedua menunjukkan atensi dan kemampuan untuk mengubah takdir. Berbeda dengan Baoyu yang menarik diri dari dunia, Yuan Tong memilih untuk secara aktif membentuknya. Ini adalah cerminan dari tema yang lebih optimis dalam "Blossom" di mana sang tokoh diberikan kesempatan kedua untuk mengubah nasib mereka. Perenungan tentang kefanaan mungkin memotivasi dia untuk menciptakan sesuatu yang lebih abadi atau bermakna melalui tindakannya sebagai pejabat.


Kesimpulan


blossom meng ziyi li yunrui



Drama Blossom memang bukan adaptasi langsung dari A Dream of Red Chamber, namun jelas terlihat bahwa keduanya berbagi banyak kesamaan tematik: dari perenungan tentang takdir dan kefanaan, peran perempuan dalam masyarakat patriarkal, hingga perjuangan mempertahankan warisan keluarga di tengah intrik yang kompleks. Jika A Dream of Red Mansion lebih melankolis dan filosofis, maka Blossom menyajikan versi yang lebih optimis dan memberdayakan, khususnya lewat tokoh Dou Zhao yang berusaha melawan takdir lewat kecerdasan dan kekuatan pribadinya. Dengan begitu, Blossom bisa dilihat sebagai reinterpretasi modern terhadap warisan sastra klasik Tiongkok yang legendaris.

Gimana menurut kamu? Apakah kamu juga melihat kemiripan antara Dou Zhao dan tokoh-tokoh dari A Dream of Red Chamber? Atau justru kamu punya interpretasi lain soal inspirasi drama ini? Yuk, share pendapat kamu di kolom komentar!



Sang Penulis

Baca Juga

Komentar

7 komentar:

  1. Yuni Bint Saniro: kayak lagi tren banget ya di China cerita tentang seseorang yang mengalami kemalangan dalam hidup. Hingga akhirnya, dia meninggal karena kemalangan itu. Lalu kehidupan memberi kesempatan kedua. Mana lengkap sama ingatan tentang masa lalu.

    Jadi, dia bisa mengubah kemalangan itu jadi kebahagiaan

    BalasHapus
  2. Drama-drama China lumayan banyak yang mengangkat tema kerajaan dan kehidupan di masa lampau. Tapi memang isi ceritanya sangat menarik karena banyak mengandung pesan tersirat maupun tersurat, seperti halnya drachin Blossom yang menggunakan sudut pandang kehidupan perempuan dan bagaimana mereka memperjuangkan kehidupannya

    BalasHapus
  3. Sekarang yang kecanduan nonton dracin kek gini tuh ibukuu hmm sampe lupa waktu dan kuingetin wkwkw biar ngga jadi pembunuh waktu yang disesali. Soalnya kalo udah nonton emang keterusaaan katanya penasaran

    BalasHapus
  4. Wah, saya salut sekali yang berhasil menyelesaikan membaca bukunya setebal bantal itu ya, Mbak. Karena ceritanya pasti detail sekali dibandingkan versi komiknya. TapiDrachin memang selalu berhasil mengangkat kisah-kisah seperti ini. dan kalau Drama Blossom memang mempunyai persamaan dengan A Dream of Red Chamber, karena memang seperti irulah yang dulu terjadi. itu dari logonya kayak WeTv ya, mbak? Apa tayang di sana, mbak?

    BalasHapus
  5. Ini kisah film dari buku yaa? Kereen ceritanya. Meski dibalut kesedihan tapi banyak pesan dan makna kehidupan di dalamnya.

    BalasHapus
  6. Unik yaa... ternyata dramanya bukan adaptasi dari buku A Dream of Red Mansions.
    Padahal miriip banget.
    Kalau karya seperti ini, mungkin bisa disebut sebagai "Inspired by..." gitu kali yaa..

    Jeli dan teliti sekali, ka Putu..
    Saluutt.. penggemar dracin sejatii..

    BalasHapus
  7. Saya belum bisa membandingkan karena bellum menonton dan belum baca novelnya juga. Salut deh kak Putu bisa menemukan 'benang merah' walaupun ternyata bukan 'benang merah' antara novel dan filmnya

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Mohon tidak mengcopas isi artikel tanpa izin. Jika berkenan, silakan tinggalkan komentar dengan sopan. Diharapkan untuk tidak mengirimkan link hidup dalam komentar. Terima kasih atas perhatiannya :)