Putu Felisia

Senin, 21 Agustus 2023

Review Film Barbie: Patriarki VS Matriarki dan Eksistensi Manusia

Sejak pandemi, saya sudah tidak pernah lagi menonton bioskop. Terakhir saya masuk bioskop itu waktu ada acara Komunal Gathering. Jadi, waktu Galungan kemarin, saya excited banget mau nonton bioskop. Kebetulan juga, Cinema XXI baru buka di mall Living World Gatot Subroto-Denpasar.


review barbie


Bagaimana cerita Barbie The Movie dan keseruan nonton di Cinema XXI Living World Denpasar? Yuk, pergi bareng-bareng 😆

 

Disambut dengan Dekor Yang Megah

Bioskop Cinema XXI ini terletak di mal paling gres di Denpasar. Mal Living World ini dibuka pada tanggal 24 Maret 2023; menawarkan konsep home-living dan eat-tertainment yang unik yang bertujuan untuk memberikan oase bagi daerah Denpasar Utara yang minim destinasi wisata.


cinema xxi living world


Mengingat malnya sendiri merupakan mall terbesar di Bali, tak heran kalau bioskopnya cukup besar. Harga tiketnya adalah sebagai berikut:

 

Studio Premiere

Senin s/d Kamis Rp75.000

Jumat Rp100.000

Sabtu/Minggu/Libur Rp150.000


cinema xxi living world


 

Studio Biasa

Senin s/d Kamis Rp40.000

Jumat Rp50.000

Sabtu/Minggu/Libur Rp60.000

 

Karena Galungan tidak terhitung sebagai hari libur nasional, saya mendapatkan tiket dengan harga Rp.40.000,00 saja.

 

barbie the movie

Ngomong-ngomong, saya agak tidak menyangka kalau bioskop ini sangat ramai. Pada saat saya datang, kursi penonton sudah hampir penuh. Untung saja saya datang sendiri, kalau tidak, saya tidak akan bisa nyari kursi nyempil karena sisanya benaran kursi satu-satu saja.

 

Sinopsis Film Barbie The Movie

Berbeda dengan film Barbie pada umumnya, Barbie The Movie menghadirkan realita dan dunia fantasi Barbie Land dalam satu cerita.


Buat yang hobi bersepeda:

Review Yowamushi Pedal


Barbie Land sendiri merupakan dunia ideal di mana para Barbie dan para Ken hidup berdampingan dengan damai. Di Barbie Land, semua Barbie merupakan sosok independen dengan berbagai profesi. Para Ken merupakan sosok pendamping yang statusnya tidak lebih tinggi dari Barbie. Tidak jauh berbeda dengan sistem matriarki di dunia nyata.

barbie poster


Karena suatu insiden, Stereotype Barbie (Margot Robbie) terpaksa pergi ke dunia nyata. Beach Ken (Ryan Gosling) menyelinap dalam mobil Barbie dan mereka pun berpetualang di dunia nyata. Sebagai dua ‘boneka’ yang tak tahu apa-apa tentang sifat manusia, mereka berkali-kali mengalami pengalaman aneh. Dari Barbie yang dilecehkan dan dibenci, hingga penemuan sistem patriarki oleh Ken.

barbie the movie


Sistem patriarki inilah yang kemudian mengubah Barbie Land. Entah bagaimana caranya, Ken berhasil mencuci otak para Barbie hingga Barbie-barbie ini bertekuk lutut kepada mereka.  Stereotype Barbie merasa kaget saat melihat perubahan yang terjadi, apalagi Beach Ken kemudian merebut rumahnya dan berusaha mengubah Barbie Land menjadi Ken Land.

Stereotype Barbie sempat merasa depresi. Namun, berkat dua manusia yang dia ajak ke Barbie Land dan Weird Barbie, Stereotype Barbie bangkit dan berusaha mengembalikan Barbie Land seperti sedia kala.

 

Menghadirkan Boneka Legendaris

Kisah Barbie ini memiliki konsep yang sangat matang. Boneka-boneka Mattel hadir dalam bentuk live action, termasuk boneka-boneka yang gagal di pasaran. Sebut saja Allan, sobat Ken yang akhirnya jadi karakter paling canggung, Barbie hamil, dan lain-lainnya. Yang mengagumkan, kostum-kostum yang mereka kenakan juga sama dengan kostum-kostum produknya.

barbie poster


Hal ini menjadi keunikan tersendiri dalam film Barbie dan menguatkan tema mengenai eksistensi Barbie dan misi mereka.

 

Bukan Film Anak-anak

Sayangnya, meski tema Barbie kali ini cukup menantang, tema ini saya rasa cukup berat bagi anak-anak. Dari awal saja, film ini sudah memperlihatkan adegan anak-anak dengan mainan boneka perempuan melakukan berbagai tugas domestik.


Kodrat wanita?

Kartini Bukan Wonder Woman


Hal ini menyiratkan kalau anak-anak sudah diajarkan akan kewajiban mereka sebagai ibu, pengasuh, asisten rumah tangga, dan hal itu kemudian menjadi lazim disebut kodrat wanita.


barbie the movie


Adegan beralih ke kemunculan Barbie dan anak-anak yang menghancurkan boneka-boneka mereka. Ini merupakan pesan yang sulit bagi anak-anak dan butuh penjelasan mendalam mengapa terjadi hal seperti itu.

So, menurut saya, film ini akan kurang bersahabat bagi anak-anak yang pemikirannya belum berkembang ke arah filsafat dan memaknai pesan tersirat. Bagusnya hanyalah film ini tidak memiliki adegan plus plus bahkan ciuman pun tidak.

Kesan Terakhir

Bagi saya pribadi, Barbie The Movie merupakan film yang meriah dan sarat makna. Tak heran, aktor dan aktris yang memainkan peran Barbie dan Ken merupakan aktor-aktor yang sudah memiliki jam terbang tinggi.

Buat saya, peran ini menjadi menantang karena ada transformasi dan ekspresi boneka-manusia-boneka yang perlu disampaikan di seluruh film. Berakting menjadi benda mati adalah akting yang sulit. Namun, di sini, mereka harus mampu berakting menjadi benda mati sekaligus benda mati yang bertransformasi dalam segala kecanggungan memiliki perasaan, menghadapi situasi sulit, dan lain-lain.


Film Biografi Jane Eyre:

Review Becoming Jane


Saya cukup suka dengan visualnya dengan dua tone yang mencerminkan dua dunia. Kostumnya juga oke banget. Dan saya respek banget dengan pesan bahwa setiap orang memiliki value dan keunikan sendiri.

Satu-satunya ganjalan yang mungkin akan menjadi sangat tidak nyaman untuk sebagian besar orang mungkin bagian ending di mana Barbie ke obgyn. Sebenarnya di dalam adegan-adegannya tidak ada makna yang terlalu mengarahkan ke arah seksual. Namun, kalaupun diarahkan ke arah seksual, sesuai dengan dialog Barbie sebelumnya: “Aku tidak punya vagina”, hal ini masih nyambung. Buat saya, seorang wanita punya vagina adalah hal yang normal. Barbie yang ingin menjadi wanita biasa dengan memiliki vagina buat saya nggak ada anehnya.

Itu pendapat saya, sih ... Hehehe.


Trailer Barbie The Movie:




Jadi bagaimana, nih? Apakah teman-teman sudah menonton Barbie The Movie? Bagaimana kesan teman-teman? Boleh share di kolom komentar, ya

 

 

Sang Penulis

Baca Juga

Komentar

20 komentar:

  1. harga studio biasa di hari biasa tidak terlalu mahal ya, di Jakarta sudah tembus 50 ribu :O

    BalasHapus
  2. aku belom nonton Barbieeeee. duh, jadi makin pengen ntn. rencananya sih minggu ini nunggu slow hehe. semoga nggak diturunin dulu dari bioskop. awalnya aku kira bakalan kayak live action biasa kayak kmrn Little Mermaid gtu kan ringan. begitu baca reviewnya ternya isunya yang diangkat menarik banget.

    BalasHapus
  3. Wah, aku malah belum pernah ke Mal Living World, kak Fel, ahaha..
    Jujurly, sedikit penasaran sih sama Barbie the movie ini. Ternyata mereka nyasar ke dunia manusia toh, sampe ngalamin banyak kejadian aneh yang memang sering terjadi di dunia nyata ya.

    Banyak yg bilang juga ini jatuhnya ke film remaja yah. Dan sepakat juga sih sama kak Felis, kalo yang bikin menarik tuh visualnya, hehe.. Tapi alur ceritanya tetep sarat makna sih sama kehidupan nyata. Bisa diambil segi positifnya aja.

    BalasHapus
  4. Ternyata di wilayah Bali utara itu minim tempat wisata ya, Mba. Maka dibangunlah mall terbesar di Bali yang megah. Bioskopnya saja sampai ada yang premiere yang tiketnya kayak nonton konser musik. Tapi tetap ada yang studio biasa juga.
    Nah, selama ini kan, barbie sudah dekat dengan anak-anak ya, Mbak. jadi saat dibuat film, banyak orang yang mengira ini film anak-anak. Makanya harus diperjelas kepada orang tua, untuk tidak perlu mengajak anaknya nonton film Barbie. Pesan filmnya pun memang cocok untuk orang dewasa.

    BalasHapus
  5. Belum nonton sih film Barbie ini. Padahal dulu sempat tinggal di sekitar area pabriknya. PT Mattel di Cikarang. Awalnya nggak ngeh kalau itu produksi Indonesia sebelum akhirnya tahu sendiri lokasi pabriknya

    BalasHapus
  6. Saya belum Kak, tapi baca review dari Kakak jadi ada gambaran sedikit. Kalau dilihat dari garis besar ceritanya, memang ini tidak cocok untuk anak-anak ya. Tapi kalau buat orang dewasa ini pasti cocok soalnya pesan dari filmnya pasti akan sampai.

    BalasHapus
  7. Saya belum menonton film Barbie ini kayaknya seru memang ya sampai dimana mana bahas Barbie ini, pastinya memang syarat akan makna soal kehodupan, penasaran filmnya seperti apa

    BalasHapus
  8. kayaknya seru ya film ini. Aku cuma nonton euforia para influencer yang udah nonton filmnya. Pingin nonton kok ya belum bisa menyempatkan diri ke bioskop..

    BalasHapus
  9. Aku mau nonton juga nih di bioskop eh ngga sempet2. Padahal uda liatin reviewnya di tiktok sama baca review di blog temen2. Nunggu di Netflix aja deh, penasaran ama budaya patriarki dalam cerita. Bahkan ada temen yang ampe mewek lho nontonnya.

    BalasHapus
  10. Daku belum nonton ini, karena dengernya ya kayak semacam kesetaraan gender gitu. Berarti sebaiknya film ini ditontonnya untuk mulai remaja jelang dewasa ya biar lebih mudah dicerna.

    BalasHapus
  11. AKu udah nonton Barbie The Movie juga kak. Menarik isu yang diangkat dan penyelesaiannya. Kehidupan itu tidak hanya tentang streotipe yang ada,tapi beragam.

    BalasHapus
  12. Ternyata tema yang diangkat cukup berat dan menantang ya. Awalnya aku kira macam film2 barbie yang waktu jadi kartun itu.

    BalasHapus
  13. Belum sempet nonton Barbie The Movie. Bagus juga jalan ceritanya, meskipun ada adegan yang menghancurkan boneka-boneka. Noted banget nih, bukan film untuk anak-anak.

    BalasHapus
  14. Aihh Barbie blm nontonnn akuu hahaha cuma liat trailllernyaa aja wkwkw teruss akhirnyaa nungguin tayang di disney atau netflix aja deh ahahah

    BalasHapus
  15. Makasih mom sharingnya jd Barbie ga cocok ya buat anak2...kalau ABG perlu pendampingan kali yaa...(gusti yeni)

    BalasHapus
  16. Kebetulan aku belum nonton sih hehehe, tapi sering banget baca beberapa review baik itu di tiktok, instagram, bahkan di blog. Film yang sempat viral ini juga menuai banyak pendapat juga yaaahhh, tapi sepertinya berdasarkan sudut pandang masing-masing.

    BalasHapus
  17. Agak kaget sih ceritanya ya yg begitu kompleks gini. Pantesan loh anak2 ga begitu suka dgn film ini. Setelah baca reviewnya ya ga ramah anak sih sebenarnya. Ceritanya terlalu dewasa. Bahkan ckp kaget jg ketika udh membahas vagina itu meski si anak2 jg perlu dikenalkan organ seksual sejak dini buat antisipasi.

    BalasHapus
  18. Film barbie nya sepertinya lebih menarik dari versi cartoon nih. Namun kalau nonton bareng anak orang tua harus benar-benar mendampingi dan memberikan anak penjelasan

    BalasHapus
  19. Setuju kalau Barbie The Movie ini gak cocok untuk anak-anak.
    Huhuhu... kumerasa mimpiku dihancurkan pas adegan awal film. Gimana bilangnya yaa.. mainan anak-anak diacurin gituu.. sarkasme banget sii..

    BalasHapus
  20. Belum nonton. Huhuhu. Jadi pengen banget karna pengen lihat dunia berbie yang sebenarnya.

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Mohon tidak mengcopas isi artikel tanpa izin. Jika berkenan, silakan tinggalkan komentar dengan sopan. Diharapkan untuk tidak mengirimkan link hidup dalam komentar. Terima kasih atas perhatiannya :)