Putu Felisia

Selasa, 22 September 2020

Komik Perempuanmu: Inspirasi Perempuan untuk Bangkit!

 

Di antara banyaknya karya yang mengeksploitasi penderitaan perempuan, Komik Perempuanmu hadir dengan cara pandang baru: memberi harapan dan keberanian bagi kaum perempuan. Hal ini sangat menarik, mengingat karya-karya lain banyak mengeksploitasi penderitaan perempuan sebagai hiburan yang menarik. Sementara Komik Perempuanmu justru hadir sebagai penyejuk hati.

 

Penderitaan Perempuan VS Komoditas Dagangan

 Hingga kini, sudah banyak media yang menyajikan penderitaan perempuan sebagai bahan eksploitasi. Sinetron pun ‘hobi’ menawarkan tangisan perempuan sebagai hiburan. Entah apakah para pembuat sinetron ini memang ingin mengajak penonton senang melihat orang susah dan sebaliknya, susah melihat orang senang.

 

 


 

Tentu, mereka tidak bisa disalahkan. Business is business. Meski demikian, ada kerinduan dalam hati saya tentang adanya media yang bisa menampung curhatan perempuan secara imbang.

 

Ya, karena sesuatu yang berulang-ulang ditayangkan bisa menjadi kampanye di bawah sadar. Stigma perempuan sebagai obyek penderita bisa terus lestari. Padahal, hal ini bisa berdampak buruk. Salah satunya adalah membuat perempuan memiliki self judgement dan self guilty tinggi.


Bagaimana melepaskan diri dari self judgement bisa dibaca di sini. 

 

Selain menjadikan penghakiman terhadap perempuan menjadi biasa, kekerasan fisik dan verbal pun akhirnya dianggap wajar. Maklum, dalam tayangan-tayangan itu sering kali tidak memaparkan solusi selain: jadi perempuan itu harus sabar, sabar, dan sabar.

 


 

 Komik Perempuanmu sebagai Zona Nyaman Bercerita

 

“Kalian punya masalah yang tidak bisa kalian ceritakan kepada orang lain? Tapi menyimpannya sendiri pun membuat kalian tertekan?”

 

Dua kalimat pembuka dalam Komik Perempuanmu ini langsung menghangatkan hati. Seakan-akan komik ini sudah siap hadir sebagai teman dan sahabat yang bersedia mendengarkan segala keluh kesah tanpa menghakimi. Mantap sekali.

 

Komik Perempuanmu dan pemberdayaan perempuan

Kisah-kisah dalam Komik Perempuanmu ini adalah kisah-kisah nyata dari curhat perempuan. Semua yang terlibat: desainer, komikus, penulis kesemuanya perempuan. Karena itu, untuk para perempuan maupun para lelaki yang ingin lebih memahami perempuan, kalian wajib banget baca komik ini.

 



Komik Perempuanmu ini bisa dibaca di Line Webtoon Komik Perempuanmu atau di Instagram Komik.Perempuanmu.

 

Ada beberapa kisah yang sudah ditayangkan hingga 10 September 2020. Kisah-kisah yang sudah tayang ini adalah:

 

  • Perempuanmu (Prolog), cerita oleh Zulfairy.
  • Saya Tidak Cantik dan Saya Tidak Peduli, cerita oleh Deanna El Sullivan.
  • Drama Mums, cerita oleh Tyas Widjati.
  • In Your Hands, cerita oleh Liana Bahri.
  • Kepada Sang Pemilik Hati, cerita oleh: Haura.
  • Not My Fault, cerita oleh Ary Nilandary.
  • Trouble Talk, cerita oleh Zulfairy.

 

Semua kisah ini divisualkan dengan apik oleh komikus Apitnobaka. Semuanya merupakan gambaran real yang related dengan kehidupan perempuan. Karena itu, cukup sulit memilih yang mana yang paling saya favoritkan. Meski demikian, ini adalah 3 cerita yang paling berkesan buat saya:

 

Perempuanmu: Prolog

Cerita episode pertama Komik Perempuanmu ini ditulis oleh Zulfairy. Dalam pengantar ini, dibahas situasi yang sudah sering banget terjadi di sekitar kita. Ada perempuan bernama Fina. Terlihat kalau Fina ini sudah cukup nyaman dengan hidupnya. Meski demikian, menurut orang lain, Fina masih saja kurang memenuhi standar.

 

 



 

Ini cerita yang realistis dan membumi. Tuntutan masyarakat terhadap perempuan memang tidak habis-habisnya. Dalam komik ini, tuntutan terhadap perempuan digambarkan dengan ilustrasi naik tangga. Saya langsung merasa ilustrasi ini ngena banget, melengkapi penyampaian cerita dan monolog sederhana yang memberi satu pencerahan.

 

 


 

Kesadaran bahwa perempuan bukan wonder woman yang bisa menyelamatkan dunia sendiri sangat perlu dibangun. Saya pun pernah menuliskan tentang hal ini dalam artikel Kartini Bukan Wonder Woman.

 

Not My Fault

 


 

Ary Nilandari membahas tema yang cukup sensitif di kisah berjumlah 3 episode ini. Hingga kini, kekerasan seksual masih menjadi masalah pro dan kontra. Penggambaran stigma buruk terhadap korban perkosaan tergambar jelas dalam komik itu. Begitu pula dengan ketakutan yang ditimbulkan oleh predator seksual.

 


 

 

Jadi, ketika tokoh Nina mengambil sikap dengan menegur para berandalan itu, saya langsung merasa bagaimana keberanian itu bisa mengubah situasi. Kalau saja di dunia ini banyak Nina dan cowok-cowok waras yang membela korban kekerasan seksual di sana, para predator itu tentunya tidak akan mendapat kesempatan melecehkan perempuan lagi.

 


 

 

 

Kepada Sang Pemilik Hati

Dalam kisah berjumlah 2 episode ini, Haura menceritakan pengalaman seorang pejuang patah hati. Kisahnya meremaja dan cocok sekali dibaca oleh para remaja putri.

 


 

Lewat komik ini, kita banyak belajar bahwa hidup tak hanya soal percintaan. Selain itu, menjalin persahabatan dengan orang yang tepat juga penting. Bergaul dengan orang toksik hanya akan membuat hati ambyar.


 

 

Ciri-ciri toxic people bisa dibaca di sini.

 

Cara pandang unik dalam Komik Perempuanmu ini sungguh membuat saya mengacungkan jempol. Lewat gambar yang cantik dan unyu, lewat kata-kata yang mengena, Komik Perempuanmu mampu hadir sebagai penyuara sekaligus penginspirasi bagi banyak perempuan. Semoga semakin banyak lagi karya yang keluar dari Komik Perempuanmu.

 


 

 

Penulis:

Putu Felisia

Novelis dan Blogger.

 

 

 

 

 

 

 

Sang Penulis

Baca Juga

Komentar

2 komentar:

  1. memang komik itua da asyiknya karena ada gambarnya ya

    BalasHapus
  2. Sebelum tahu ada Komik Perempuanmu ini aku nggak pernah baca komik lho mbak. Lebih ga suka dg cerita2 komik, tp pas baca komik perempuanmu ini auto sepakat dan merasa terwakilkan banget. Huhu

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Mohon tidak mengcopas isi artikel tanpa izin. Jika berkenan, silakan tinggalkan komentar dengan sopan. Diharapkan untuk tidak mengirimkan link hidup dalam komentar. Terima kasih atas perhatiannya :)