Putu Felisia : Blog Inspiratif untuk Kehidupan Sehari-hari

Kamis, 02 Oktober 2025

Rawat Gigi Sejak Muda: Cegah Karang Gigi & Masalah Mulut Lain

pentingnya merawat gigi
Didesain menggunakan Canva

Merawat gigi sejak usia muda bukan hanya soal menjaga senyum tetap indah, tetapi juga merupakan investasi kesehatan jangka panjang. Kebiasaan sederhana seperti menyikat gigi secara teratur, menggunakan benang gigi, dan rutin melakukan pemeriksaan gigi dapat mencegah berbagai masalah serius di masa depan. Salah satu aspek penting dalam perawatan gigi adalah membersihkan karang gigi (tartar) secara rutin.





Saya sendiri termasuk orang yang abai dengan masalah karang gigi. Maklum, biaya scaling/membersihkan karang gigi dari 10 tahun lalu saja sudah mencapai ratusan ribu rupiah dan saya agak tidak rela mengeluarkan biaya segitu 'hanya untuk gigi'.

Alhasil, saat ini, saya mengalami masalah serius. Ketika memeriksa gigi tahun lalu, dokter menyarankan rontgent. Dari rontgent ini, terlihat kalau tulang-tulang yang menopang gigi saya sudah habis. Dan, ya ... hampir semua gigi saya sudah goyang.

Baca juga:



Bayangkan gimana perasaan saya saat itu. Beneran lemes dan nggak tahu harus gimana. Untung saya ketemu drg. Suwandi yang baik banget. Beliau berkenan 'menyelamatkan' gigi saya yang udah hampir copot semua itu.

Kenapa hal ini bisa terjadi? Setelah diperiksa dokter gigi, ternyata karang gigi saya sudah masuk ke akar. Dokter menyebut kondisi ini sebagai Periodontitis Kronis. Dari situs iliveok.com, saya menemukan info kalau Periodontitis adalah penyakit gusi serius yang merusak jaringan pendukung gigi. Kondisi ini ditandai dengan terbentuknya poket gusi (ruang tidak normal antara gigi dan gusi), berkurangnya perlekatan gigi pada gusi, serta hilangnya tulang penyangga gigi (tulang alveolar) sehingga gigi bisa menjadi goyang.


Rasanya sedih sekali dan menyesal. Sayangnya,, waktu tidak dapat diulang.  Sekarang, saya harus menjalani berbagai perawatan yang tidak hanya menyakitkan secara fisik, tetapi juga melelahkan secara mental: mulai dari tambal gigi, pemasangan kawat gigi untuk menahan agar gigi tidak copot, hingga operasi gusi. Semua ini terjadi karena saya menyepelekan kebiasaan sederhana seperti scaling rutin sejak muda.


Mengapa Perawatan Gigi Sejak Muda Itu Penting?

pentingnya merawat gigi
Gambar dari Canva




Rata-rata, orang yang saya kenal abai dengan kesehatan gigi dan mulut (seperti saya). Kalau saja saya nggak melihat sendiri bagaimana sulitnya Mama melewati masa lansia, mungkin saya tidak akan memutuskan mulai "menyelamatkan gigi. Ya, Mama saya sampai sekarang berjuang dengan segala masalah saluran pencernaannya dan sembelit. Saya tidak ingin masa tua saya begitu dan tentunya tiap orang menginginkan masa pensiun yang aman dan nyaman, bukan?

Baca juga:



FYI, gigi yang dirawat dengan baik sejak dini akan lebih kuat, sehat, dan bertahan hingga usia lanjut. Kebiasaan sederhana seperti menyikat gigi dengan pasta gigi berfluoride dua kali sehari, flossing, dan rutin berkumur dengan obat kumur antiseptik mampu mencegah plak, karies, dan penyakit gusi. Saat usia 6–12 tahun, gigi permanen mulai tumbuh, sehingga perawatan yang tepat sangat menentukan kesehatan gigi jangka panjang. Dengan membentuk kebiasaan sehat sejak muda, risiko kerusakan gigi dan perawatan mahal di masa depan bisa diminimalkan. Apalagi, biaya perawatan gigi tidak dicover asuransi (kecuali ada alasan tertentu seperti kecelakaan).

Selain itu, menjaga kesehatan gigi sejak muda berpengaruh pada kepercayaan diri dan kualitas hidup. Gigi yang bersih, putih, dan sehat membuat senyum lebih menawan serta mendukung penampilan, terutama di usia produktif yang aktif bersosialisasi. Lebih dari sekadar estetika, kesehatan gigi juga berhubungan erat dengan kesehatan tubuh secara menyeluruh. Infeksi gigi atau gusi bisa memicu komplikasi serius seperti penyakit jantung, diabetes, bahkan masalah kehamilan. Maka, merawat gigi dari muda bukan hanya investasi untuk senyum indah, tetapi juga untuk kesehatan tubuh dan masa depan yang lebih nyaman.


Apa Itu Karang Gigi dan Mengapa Harus Dibersihkan?


karang gigi
ilustrasi dari Canva




Karang gigi (tartar) adalah plak yang mengeras akibat mineralisasi dari air liur. Jika plak tidak dibersihkan dalam 24–72 jam, ia berubah menjadi karang gigi yang hanya bisa dihilangkan melalui prosedur scaling gigi di dokter gigi.

Karang gigi yang tidak dibersihkan dapat menimbulkan berbagai masalah serius pada kesehatan mulut. Penumpukan karang gigi di garis gusi bisa menyebabkan penyakit gusi seperti gingivitis hingga periodontitis kronis yang saya jelaskan di atas tadi. Selain itu, bakteri pada karang gigi juga memicu bau mulut tidak sedap yang mengganggu rasa percaya diri. Karang gigi yang dibiarkan menempel lama dapat meningkatkan risiko kerusakan pada gigi tetangga dan menimbulkan gigi berlubang. Dari sisi estetika, karang gigi yang berwarna kuning atau cokelat membuat gigi tampak kotor dan kurang terawat.



Kapan Harus Membersihkan Karang Gigi?

Idealnya, karang gigi dibersihkan setiap 6 bulan sekali melalui pemeriksaan rutin ke dokter gigi. Namun, jika sudah terlihat adanya penumpukan, sebaiknya segera lakukan scaling agar tidak berkembang menjadi masalah serius seperti radang gusi, bau mulut, atau kerusakan gigi. Dengan membersihkan karang gigi secara teratur, kesehatan mulut dapat terjaga lebih baik dan risiko penyakit gigi bisa dicegah sejak dini.



Proses Membersihkan Karang Gigi


proses scalling dokter gigi
Proses scalling, foto dari rgerber (Pixabay)


Proses membersihkan karang gigi biasanya dilakukan melalui scaling dan polishing. Pada tahap scaling, dokter gigi menggunakan alat khusus bernama scaler untuk mengikis karang gigi yang menempel di permukaan maupun di bawah gusi. Setelah itu, dilakukan polishing atau pemolesan gigi agar permukaan gigi menjadi lebih halus sehingga plak tidak mudah menempel kembali. Prosedur membersihkan karang gigi ini tergolong cepat, aman, dan umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga tidak perlu takut untuk rutin ke dokter gigi demi menjaga kesehatan gigi dan mulut.


Tips Merawat Gigi dan Mencegah Karang Gigi


perawatan gigi
Foto dari Ralphs_Foto (Pixabay)



Sikat gigi dua kali sehari selama 2 menit dengan sikat berbulu lembut
Menyikat gigi tidak cukup hanya asal gosok. Luangkan waktu sekitar 2 menit setiap pagi dan malam agar semua bagian gigi, termasuk bagian belakang, benar-benar bersih. Pilih sikat berbulu lembut supaya gusi tidak terluka, tapi tetap mampu membersihkan plak secara efektif.

Gunakan benang gigi untuk membersihkan makanan di sela gigi
Sikat gigi sering kali tidak bisa menjangkau sela-sela gigi yang sempit. Di sinilah benang gigi berperan penting, karena mampu mengangkat sisa makanan yang tersangkut dan mencegah penumpukan plak. Kebiasaan ini membantu mengurangi risiko gigi berlubang dan radang gusi.


Baca juga:



Kurangi konsumsi makanan dan minuman manis
Gula adalah “makanan favorit” bakteri penyebab plak. Terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman manis bisa mempercepat terjadinya gigi berlubang. Tidak harus menghindari sepenuhnya, tetapi batasi porsinya dan biasakan berkumur atau menyikat gigi setelahnya.

Kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan
Pemeriksaan rutin ke dokter gigi bukan hanya untuk membersihkan karang gigi, tapi juga untuk mendeteksi masalah sejak dini. Banyak orang baru menyadari ada masalah ketika gigi sudah sakit, padahal pencegahan jauh lebih mudah dan murah.

Gunakan pasta gigi berfluoride
Fluoride adalah mineral yang membantu memperkuat lapisan email gigi dan melindunginya dari asam penyebab gigi berlubang. Dengan pasta gigi berfluoride, perlindungan terhadap gigi akan lebih maksimal, terutama bila digunakan secara konsisten.

Hindari kebiasaan buruk seperti merokok atau menggunakan gigi untuk membuka kemasan
Merokok bukan hanya merusak paru-paru, tapi juga membuat gigi menguning, gusi lebih rentan sakit, dan napas tidak sedap. Begitu juga kebiasaan membuka botol atau kemasan dengan gigi—hal kecil ini bisa menyebabkan gigi retak atau patah. Gigi hanya untuk makan, bukan sebagai alat.


Kesimpulan


pentingnya merawat gigi
Gambar dari Canva




Pengalaman saya membuktikan bahwa menyepelekan karang gigi bisa berakibat fatal. Dari gigi yang goyang, tulang penyangga yang habis, hingga harus menjalani perawatan panjang yang menyakitkan. Semua ini bisa dicegah jika saya rajin scaling sejak dulu.

Karena itu, jangan tunggu sampai terlambat. Merawat gigi dan membersihkan karang gigi sejak usia muda adalah investasi untuk kesehatan, kepercayaan diri, dan kualitas hidup yang lebih baik di masa depan.








Sang Penulis

Baca Juga

Komentar

8 komentar:

  1. baca bersihkan karang gigi, jadi ingat lagi udah jadwalku harus bersihkan karang karena udah lebih dari 6 bulan.. makasih tulisannya kak :)

    BalasHapus
  2. Nah, bener banget nih. Pengalaman saya wkt kecil pertama kali tambal gigi saat SMP, jangan sampai anak2ku kek gitu.

    BalasHapus
  3. Terima kasih informasinya. Perlu juga menggunakan pasta gigi yang semacam seperti sen****ne itu berguna banget. Obat kumur juga. Sikatnya bulunya yang lembut.

    BalasHapus
  4. Karang gigi ternyata bisa sampai ke akar ya? Waah, jangan sampai deh. Kudu hempaskannya biar lebih bersih

    BalasHapus
  5. Berusaha menanamkan kebiasaan membersihkan gigi kepada anak sendiri itu ternyata menantang sekaligus seru. Biasanya saya kasih contoh gigi sendiri yang ada bagian yang sudah ditambal karena bolong

    BalasHapus
  6. Scalling itu salah satu treatment yang ngeri-ngeri sedap. Hehehe... ngilu di telinga, ngilu juga di gigi

    BalasHapus
  7. Aku juga baru rajin ke dokter gigi itu setelah lulus kuliah dan kerja. Itu juga kayaknya karena sakit gigi dan asli takut banget kalau gigi sampai ompong. Memang sih untuk perawatan gigi ini bisa dibilang cukup menguras kantong apalagi kalau sampai giginya bermasalah. Huhu

    BalasHapus
  8. Aku punya gigi berlubang yang besar saat dewasa ini dan aku nggak pengen anakku merasakan yang sama. Jadilah sekarang membiasakan anak2 merawat gigi dengan sikat gigi sebelum tidur

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Mohon tidak mengcopas isi artikel tanpa izin. Jika berkenan, silakan tinggalkan komentar dengan sopan. Diharapkan untuk tidak mengirimkan link hidup dalam komentar. Terima kasih atas perhatiannya :)