Putu Felisia

Selasa, 20 Maret 2018

Kimi ni Sasageru Emblem: Kesederhanaan Cerita yang Begitu Nyata


Saya bukanlah penggemar cerita berbasis olah raga.
Saya juga bukan penyuka drama bertempo lambat dengan cerita mudah ditebak.
Pemeran utamanya tidak memiliki ketampanan menggetarkan hati.
Kisah cintanya pun sangat minim.
Jadi seharusnya, saya memiliki pandangan yang buruk tentang film ini.
Tapi tidak. Film ini memiliki daya tarik justru dari kesederhanaannya.


Film Kimi ni Sasageru Emblem (君に捧げるエンブレム) atau An Emblem Dedicated to You ini diawali dengan adegan seseorang dengan sebuah kursi roda. Sudah bisa ditebak, pastilah film ini menceritakan tentang penyandang disabilitas. Bagaimana perjuangan mereka hingga bisa bangkit lagi. Dan memang inti dari film Kimi ni Sasageru Emblem memang perjuangan tersebut. Terlebih, pada dasarnya film ini memang didasarkan sebuah kisah nyata dari seorang atlet disabilitas bernama Kazuyuki Kyoya.

Namun, bukan itu intinya.

Ada sesuatu yang ditawarkan dari film ini. Dan sesuatu itu tidaklah sederhana. Ada kenyataan tentang kehidupan yang dikupas habis dalam cerita perjuangan yang sangat apik.

Diceritakan, Kazuya Takajo adalah seorang pemain sepak bola bermasa depan cerah. Sudah terpilih dalam tim nasional Jepang, Takajo juga akan menikah dengan seorang gadis cantik, Miki Nakagawa.
Malang bagi Takajo, terjadi kecelakaan yang merenggut sepasang kakinya. Dengan keadaan lumpuh dari dada hingga kaki, Takajo tidak mungkin melanjutkan mimpi sebagai pemain sepak bola yang hebat.

Rasa frustasi sempat melanda Takajo hingga dia tidak mau melakukan terapi. Namun, buku harian Miki membuat Takajo berjuang untuk membuktikan kalau dirinya bisa kembali hidup mandiri.

Di sinilah cerita mulai bergulir. Ketika Takajo melihat latihan tim basket berkursi roda, Takajo menemukan jalan lain mewujudkan mimpinya. Miki yang kemudian menjadi istri Takajo, berusaha membantu suaminya walau dia sendiri harus bekerja menghidupi keluarga.

Ada banyak nilai-nilai yang diajarkan dalam film ini tanpa terkesan menggurui. Tiap tokoh mampu berbicara dalam peranannya. Takajo yang masih keras dan arogan walau sudah cacad. Miki yang setia dan penuh cinta mengimbangi kekeras kepalaan Takajo. Kedua tokoh ini berjuang bersama semua tokoh lain yang membuat kisah ini menjadi utuh.

Kekuatan film ini jelas terlihat pada plotting yang kuat serta jalan cerita yang sangat realistis. Semua kejadian dari awal hingga akhir terlihat begitu natural dan tidak terkesan dipaksakan. Tidak ada sesuatu yang mudah dan instan, semua keberhasilan diraih setelah melalui proses yang tidak mudah.

Di samping itu, Sho Sakurai memerankan Takajo dengan cukup total, hingga emosi Takajo dapat terlihat dalam aktingnya. Ini hal yang cukup mengejutkan. Secara, baru kali ini saya menyaksikan Sho Sakurai berperan dalam film serius dan ternyata sangat mengesankan.

Pemeran-pemeran lain juga memerankan peranannya dengan baik. Favorit saya adalah ayah Miki yang walau muncul tidak banyak, mampu membuat saya mewek karena terharu.

Pada akhirnya, saya sangat merekomendasikan film ini untuk penyuka cerita inspiratif. Segala hal yang ditawarkan film ini sangat manis dan berimbang. Walau minim adegan mesra, ada semangat kekeluargaan dan ketulusan cinta sejati yang membuat kita menitikkan air mata.

Gambar dari Wikipedia



Sang Penulis

Baca Juga

Komentar

Tidak ada komentar:

Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Mohon tidak mengcopas isi artikel tanpa izin. Jika berkenan, silakan tinggalkan komentar dengan sopan. Diharapkan untuk tidak mengirimkan link hidup dalam komentar. Terima kasih atas perhatiannya :)