Menulis Fantasi? Mengapa Tidak?
xD Mantan editor saya pernah mengatakan, kalau batas
kemampuan berpikir pembaca Indonesia itu sempit. Mereka malas mikir, kebiasaan
disuapi. Hingga menyenangi cerita-cerita romance sebagai hiburan. Ayolah, hidup
sudah susah, masa bacaan juga susah? Hahaha…
Ceritanya, dulu Bapak Editor menggunakan contoh gambar
pemandangan anak SD. Ngerti, kan? Dari Sabang Sampai Merauke, kayaknya gambar
pemandangan ya cuma gini: dua gunung dengan matahari di atas. Sawah dan jalan
berlekuk di bawah.
Lha, gimana anak-anaknya mau bebas berfantasi?